Kamis, 23 Februari 2012

Belajar Desain dari Penjual Pecel Lele

Belajar Desain dari Penjual Pecel Lele
Cobalah berkeliling kota pada malam hari, maka gambar ayam jago dengan warna keemasan, lele yang sedang meliukkan tubuhnya, dan seekor bebek akan mendominasi pemandangan anda. Coba visualisasikan pemandangan tersebut dalam benak kalian, dan sebut hal apa yang muncul. Pastilah gambaran warung tenda di pinggir jalan dengan kursi plastik dan suara gemuruh minyak yang tengah mengepung lele dan ayam yang akan muncul.
Entah siapa yang memulai, tapi tata spanduk warung tenda pecel lele di seluruh penjuru Indonesia selalu begitu bentuknya. Jika diamati lebih dalam, spanduk sederhana itu sudah memuat unsur-unsur dalam desain grafis: tipografi dalam bentuk dan warna huruf-huruf; ilustrasi untuk menggambarkan apa yang dijualnya dan layout alias tata letak unsur-unsur tersebut.  Walau terlihat terlalu ramai dengan banyaknya jenis huruf dan warna yang dipakai, tetap saja desain spanduk untuk warung pecel lele begitu melekat di benak konsumennya. Dapat dikatakan, brand awareness telah tercipta ‘hanya’ dengan desain sesederhana itu. 
Cerita pecel lele ini merupakan bukti bahwa desain grafis tidak melulu dilakukan oleh para pekerja di perusahaan kreatif, tetapi juga oleh semua orang termasuk kita. Jika kita cermati, desain itu sebenarnya ada dimana-mana dan mengisi keseharian kita, bukan hanya meramaikan lembar-lembar halaman iklan pada sebuah media. 
Sebenarnya yang disebut sebagai desain itu yang seperti apa sih?
Gampangnya, desain dapat diartikan sebagai bagian dari seni yang berupa rancangan estetis guna mencapai  tujuan atau fungsi tertentu. Kata fungsi ini perlu digarisbawahi. Tanpa bermaksud untuk mengotak-kotakkan, tapi ada perbedaan makna desain dengan makna ‘seni rupa, yang berkembang di masyarakat, dan ‘fungsi’ menjadi kata kuncinya.
Eka Sofyan Rizal, salah satu anggota aktif forum Desain Grafis Indonesia menyatakan lewat salah satu tulisannya bahwa desain itu adalah seni terapan. Desain berorientasi pada kegunaan yang berlaku untuk umum. Itulah sebabnya, desain pun dibagi lagi cabangnya sesuai kegunaannya, diantaranya adalah desain grafis, desain interior, dan desain produk. Sementara seni rupa dapat dikonotasikan sebagai ekpresi yang bersifat indivualis, menekankan pada subjektifitas dari si pembuatnya.
…
Telah disinggung di awal, desain itu ada dimana-mana. Desain hadir dalam motif bedcover di kamar, mempercantik tampilan dari undangan ulang tahun, bahkan desain mampu memberi sentuhan khusus dalam momen-momen spesial hidup kita. Desain dan kehidupan sulit untuk dipisahkan. Kehidupan membutuhkan desain!
 Bayangkan jika menciduk air tanpa piranti bernama gayung, pasti hingga kini cara kita mandi ialah dengan menceburkan diri ke dalam air. Sangat boros dan tidak efektif bukan? Tapi, dengan desain, materi plastik bisa dibentuk sedemikian rupa hingga terciptalah gayung. Desain mencipta teknologi untuk mempermudah kehidupan.
Tak hanya untuk mempermudah saja, desain juga harus mampu memadukan efisiensi dengan estetika. Itulah mengapa keindahan dan keberaturan tidak bisa lepas dari produk desain. Ambillah selembar kain lalu kenakan di tubuh anda, maka kita bisa melihat kain tersebut berubah fungsi menjadi penutup badan, melindungi tubuh kita dari sengatan matahari. Kemudian tambahkan pernak-pernik berupa pita atau cat warna pada kain tersebut, maka bisa kita lihat motif yang terbentuk membuat kain tersebut tidak hanya sekedar penutup badan biasa, namun menjadi karya seni yang umum kita sebut sebagai fashion.
Desain memiliki kemampuan untuk mengubah hal biasa menjadi luar biasa, sudah menjadi rahasia umum jika sebuah perusahaan ingin produknya laku dijual, maka desain produk yang dibuat haruslah ‘mengena’ dan diingat oleh konsumen mereka. Dengan kekuatan yang dimiliki, rasanya pantas kita sebut desain sudah menjadi kebutuhan di zaman semodern ini.    
Desain perlu diapresiasi
 Desain sudah memenuhi segala aspek yang dibutuhkan oleh kehidupan kita. Tapi apakah kita sudah memenuhi apa yang dibutuhkan desain? Hal ini lah yang harus  kita ingat. Kita perlu mengapresiasi kehadiran desain dalam kehidupan. Hal termudah untuk meng apresiasi sebuah karya desain adalah dengan menyadari bahwa benda di keseharian kita itu dibuat dengan desain, dan tidak menganggapnya sebagai barang konsumsi belaka.
Rasanya, literasi visual menjadi hal yang wajib dimiliki bagi masyarakat, terutama kita, masyarakat urban yang hidup di tengah belantara visual. Apresiasi terhadap objek visual yang bertebaran juga bisa dilakukan dengan mencermatinya. Menelaah makna dibalik tiap karya desain yang kita lihat dan gunakan, dengan begitu, kerja keras dari si desainer tentu dapat kita mengerti sehingga tercipta interaksi yang positif dari penikmat dan pembuat karya desain. Jika interaksi yang terjalin sudah begitu positif, mewujudkan masa depan industri desain Indonesia yang cerah, tampaknya bukan angan semata. 
Belajar Desain dari Penjual Pecel Lele
Cobalah berkeliling kota pada malam hari, maka gambar ayam jago dengan warna keemasan, lele yang sedang meliukkan tubuhnya, dan seekor bebek akan mendominasi pemandangan anda. Coba visualisasikan pemandangan tersebut dalam benak kalian, dan sebut hal apa yang muncul. Pastilah gambaran warung tenda di pinggir jalan dengan kursi plastik dan suara gemuruh minyak yang tengah mengepung lele dan ayam yang akan muncul.
Entah siapa yang memulai, tapi tata spanduk warung tenda pecel lele di seluruh penjuru Indonesia selalu begitu bentuknya. Jika diamati lebih dalam, spanduk sederhana itu sudah memuat unsur-unsur dalam desain grafis: tipografi dalam bentuk dan warna huruf-huruf; ilustrasi untuk menggambarkan apa yang dijualnya dan layout alias tata letak unsur-unsur tersebut.  Walau terlihat terlalu ramai dengan banyaknya jenis huruf dan warna yang dipakai, tetap saja desain spanduk untuk warung pecel lele begitu melekat di benak konsumennya. Dapat dikatakan, brand awareness telah tercipta ‘hanya’ dengan desain sesederhana itu. 
Cerita pecel lele ini merupakan bukti bahwa desain grafis tidak melulu dilakukan oleh para pekerja di perusahaan kreatif, tetapi juga oleh semua orang termasuk kita. Jika kita cermati, desain itu sebenarnya ada dimana-mana dan mengisi keseharian kita, bukan hanya meramaikan lembar-lembar halaman iklan pada sebuah media. 
Sebenarnya yang disebut sebagai desain itu yang seperti apa sih?
Gampangnya, desain dapat diartikan sebagai bagian dari seni yang berupa rancangan estetis guna mencapai  tujuan atau fungsi tertentu. Kata fungsi ini perlu digarisbawahi. Tanpa bermaksud untuk mengotak-kotakkan, tapi ada perbedaan makna desain dengan makna ‘seni rupa, yang berkembang di masyarakat, dan ‘fungsi’ menjadi kata kuncinya.
Eka Sofyan Rizal, salah satu anggota aktif forum Desain Grafis Indonesia menyatakan lewat salah satu tulisannya bahwa desain itu adalah seni terapan. Desain berorientasi pada kegunaan yang berlaku untuk umum. Itulah sebabnya, desain pun dibagi lagi cabangnya sesuai kegunaannya, diantaranya adalah desain grafis, desain interior, dan desain produk. Sementara seni rupa dapat dikonotasikan sebagai ekpresi yang bersifat indivualis, menekankan pada subjektifitas dari si pembuatnya.
Telah disinggung di awal, desain itu ada dimana-mana. Desain hadir dalam motif bedcover di kamar, mempercantik tampilan dari undangan ulang tahun, bahkan desain mampu memberi sentuhan khusus dalam momen-momen spesial hidup kita. Desain dan kehidupan sulit untuk dipisahkan. Kehidupan membutuhkan desain!
 Bayangkan jika menciduk air tanpa piranti bernama gayung, pasti hingga kini cara kita mandi ialah dengan menceburkan diri ke dalam air. Sangat boros dan tidak efektif bukan? Tapi, dengan desain, materi plastik bisa dibentuk sedemikian rupa hingga terciptalah gayung. Desain mencipta teknologi untuk mempermudah kehidupan.
Tak hanya untuk mempermudah saja, desain juga harus mampu memadukan efisiensi dengan estetika. Itulah mengapa keindahan dan keberaturan tidak bisa lepas dari produk desain. Ambillah selembar kain lalu kenakan di tubuh anda, maka kita bisa melihat kain tersebut berubah fungsi menjadi penutup badan, melindungi tubuh kita dari sengatan matahari. Kemudian tambahkan pernak-pernik berupa pita atau cat warna pada kain tersebut, maka bisa kita lihat motif yang terbentuk membuat kain tersebut tidak hanya sekedar penutup badan biasa, namun menjadi karya seni yang umum kita sebut sebagai fashion.
Desain memiliki kemampuan untuk mengubah hal biasa menjadi luar biasa, sudah menjadi rahasia umum jika sebuah perusahaan ingin produknya laku dijual, maka desain produk yang dibuat haruslah ‘mengena’ dan diingat oleh konsumen mereka. Dengan kekuatan yang dimiliki, rasanya pantas kita sebut desain sudah menjadi kebutuhan di zaman semodern ini.    
Desain perlu diapresiasi
 Desain sudah memenuhi segala aspek yang dibutuhkan oleh kehidupan kita. Tapi apakah kita sudah memenuhi apa yang dibutuhkan desain? Hal ini lah yang harus  kita ingat. Kita perlu mengapresiasi kehadiran desain dalam kehidupan. Hal termudah untuk meng apresiasi sebuah karya desain adalah dengan menyadari bahwa benda di keseharian kita itu dibuat dengan desain, dan tidak menganggapnya sebagai barang konsumsi belaka.
Rasanya, literasi visual menjadi hal yang wajib dimiliki bagi masyarakat, terutama kita, masyarakat urban yang hidup di tengah belantara visual. Apresiasi terhadap objek visual yang bertebaran juga bisa dilakukan dengan mencermatinya. Menelaah makna dibalik tiap karya desain yang kita lihat dan gunakan, dengan begitu, kerja keras dari si desainer tentu dapat kita mengerti sehingga tercipta interaksi yang positif dari penikmat dan pembuat karya desain. Jika interaksi yang terjalin sudah begitu positif, mewujudkan masa depan industri desain Indonesia yang cerah, tampaknya bukan angan semata.

Hotel dari Garam





Awalnya anda mungkin mengira ini sebuah rumah pantai, dengan lantai berpasir serta dinding yang terbuat dari batu. Tetapi sebenarnya semua yang berada dalam hotel unik di Amerika Selatan ini terbuat seluruhnya dari garam, termasuk sebagian besar furnitur di dalamnya.

Hotel de Sal, dekat Colchani, Bolivia, menampung para tamu yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk mengunjungi dataran garam yang menakjubkan di negara tersebut.

Para wisatawan biasanya tinggal selama beberapa hari di tempat ini, untuk melihat keajaiban alam Bolivia yang paling terkenal, sebelum pindah ke tempat persinggahan berikutnya dalam perjalanan wisata mereka.

Untuk Rp1 juta per-malam, penghuni pondokan dapat menyewa sebuah kamar ganda, lengkap dengan tempat tidur yang terbuat dari garam, serta sarapan.

Pemandu wisata Pedro Pablo Michel Rocha, dari Hidalgo Tours, bekerja dengan hotel untuk menyediakan jasa perjalanan di selatan negara itu.

“Aku suka kalau pengunjung datang ke tempat ini untuk pertama kalinya. Mereka tidak bisa melupakan fakta bahwa segala sesuatu terbuat dari garam dan Aku bahkan melihat beberapa orang menjilat berbagai furnitur hanya untuk memastikan keasliannya,” tutur Pedro.

Dataran garam terkenal di Salar de Uyuni, Bolivia, terbentuk dari transformasi antara beberapa danau prasejarah.

Dataran yang ditutupi oleh lapisan garam setebal beberapa meter ini sangat kaya akan kandungan lithium-nya. Yang membuat daerah tersebut sebagai pemasok utama Lithium ke seluruh dunia.











Kamis, 16 Februari 2012

Menghilkangkan Ngantuk Saat Belajar

Terserang kantuk saat bekerja atau belajar (membaca) merupakan hal yang sangat umum dialami oleh banyak orang. Sepengetahuan saya, belum ada tip yang cespleng untuk mengatasi problem rasa kantuk itu. Kalau pun ada, tip-tip juga masih subjektif sifatnya. Artinya, hanya pengalaman individual yang belum tentu cocok untuk orang lain.

Yang dimaksud kantuk disini adalah rasa kantuk yang bukan karena tiga sebab utama yaitu: karena sakit, terlalu lelah dan kurang tidur. Siapa pun yang sakit, atau terlalu lelah memang dianjurkan untuk banyak istirahat atau tidur. Kantuk karena sakit adalah kantuk yang boleh jadi karena pengaruh obat yang diminum atau kondisi tubuh yang tidak fit.
Terkantuk-kantuk karena kurang tidur, itu wajar. Bekerja atau belajar dalam kondisi kurang tidur akan membawa rasa kantuk yang luar biasa. Kantuk karena kurang tidur itu wajar, tetapi kantuk karena cukup tidur, atau bahkan kelebihan tidur itu tidak wajar.
Sebab, tubuh kita hanya menuntut istirahat tidur minimal enam jam dalam dua puluh empat jam (sehari). Artinya tubuh kita sehat dengan tidur enam jam sehari. Maka apa bila kita tidur masih melebihi itu sebenarnya sebuah tindakan yang kurang ada manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
Jika ada seseorang yang kantuk dan terus tidur karena jam tidurnya kurang dari enam jam itu wajar. Namun jika ada seseorang yang jam tidurnya sudah enam jam, tapi masih kantuk dan langsung tidur itu adalah godaan setan yang terkutuk.
Tips yang “langsung” dapat dilakukan adalah :
1. Tariklah napas dalam dan pelan melalui hidung, kemudian lepaskan napas pelan melalui mulut. Lakukan pernapasan ini 3 kali. Kemudian …
2. Menarik napas dalam dan pelan lewat mulut, kemudian lepaskan napas pelan lewat hidung. Lakukan pernapasan ini 3 kali. Kemudian …
3. Menarik napas lewat hidung secara dalam dan pelan, kemudian lepaskan napas lewat hidung pelan. Lakukan pernapasan ini 3 kali.
Ketiga tips diatas adalah tips ‘langsung’ yang kita lakukan ketika tiba – tiba kita diserang kantuk. Namun umumnya ‘penyakit’ ngantuk dan malas ini umumnya sudah menjadi penyakit kambuhan, yang selalu ‘menyerang’ dalam kegiatan kita sehari – hari. Di bawah ini dituliskan tips – tips yang perlu anda ‘lakukan’ agar ‘penyakit’ kambuhan ini dalam hilang secara berangsur – angsur dan efektifitas anda baik dalam bekerja ataupun belajar sehari – hari dapat bertambah.
Tips – tips itu adalah :
1. Atur pola makan.
Syaraf otak (neuron) dalam menjalankan tugas rutinnya sangat membutuhkan energi yang sumbernya dari makanan yang kita konsumsi. Jenis dan kualitas makanan yang kita konsumsi berpengaruh terhadap kinerja otak (pikiran). Maka aturlah pola makan dengan makanan yang mudah dicerna sehingga suplay energi tidak telat. Bila kita mengkonsumsi makanan yang berat, terlalu berserat yang sulit dicerna, energi habis untuk mencerna bahan makanan, suplay energi ke syaraf bekurang sehingga kantuk datang menyerang (contohnya makan kangkung).
2. Asosiasikan/bayangkan apa yang diharapkan dari kegiatan bekerja atau belajar itu.
Misalkan : pendapatan (uang) yang tinggi atau skor yang tinggi misalnya. Tidak cukup hanya membayangkan, tapi harus diikuti oleh keinginan yang kuat untuk mendapatkannya. Tanpa keinginan yang kuat, emosi yang “membara” untuk memperolehnya, maka akan mudah terserang rasa kantuk. Sebab, salah satu hukum pikiran mengatakan bahwa “pikiran akan memberi apa yang diinginkan pemiliknya”. Bila pemiliknya meminta setengah hati, pikiran akan memberikan setengah hati pula. Artinya, pada saat kantuk dating dan karenan niatnya setengah hati, maka pikiran lantas welcome to kantuk!
3. Programlah pikiran bawah sadar Anda dengan cara self talk (bicara pada diri sendiri, membatin terus).
Salah satu cara untuk membuat program dalam pikiran bawah sadar adalah dengan cara self talk secara persisten. Self talk yang harus dilakukan adalah “Saya tidak akan tidur waktu bekerja” atau “Saya selalu terjaga dalam belajar!”. Lakukan sesering mungkin dan seintens mungkin hingga benar-benar menjadi bagian dalam pikiran bawah sadar. Bagian inilah nanti yang akan mengingatkan dengan keras saat Anda mulai terkantuk-kantuk. Bagian ini yang nanti akan “protes” bila Anda mulai berpihak pada rasa kantuk.
4. Aturlah posisi duduk siap untuk bekerja atau belajar.
Jangan sambil duduk bersandar/kepala disandarkan. Jangan pula sambil tiduran. Posisi duduk berpengaruh terhadap datangnya rasa kantuk. Kenapa posisi duduk berpengaruh terhadap datangnya kantuk? Posisi atu gerak tubuh mempengaruhi kondisi pikiran. Bila Anda duduk bersandar, kondisi pikiran terbawa bada kondisi rileks, atau kondisi siap untuk ngantuk/tidur.
5. Patahkan pola kantuk Anda.
Kantuk itu ada polanya. Meskipun pada saat kantuk datang pikiran bawah sadar segera mengingatkan untuk selalu terjaga, namun bila tidak ada keberanian dari Anda untuk mematahkan pola kantuk, maka rasa kantuklah yang menang. Bablas tidur…!
Salah satu caranya adalah begini. Begitu rasa kantuk datang, sudah mulai menguap, jangan lanjutkan dengan duduk bersandar. Cari aktifitas jeda, aktifitas pemutus agar kantuk terusir. Caranya macam-macam: bisa berdiri dan lakukan gerakan-gerakan ringan, seperti jalan-jalan sebentar, bikin kopi, atau jalan-jalan kecil di ruangan sekedar manyapa teman dan refresing. Hasilnya, tidak akan ngantuk lagi.
6. Yang juga cukup penting adalah : Tehnik mematahkan pola (pikir dan kebiasaan).
Sebab, hampir semua inovasi, penemuan baru, dan hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas, diawali dengan keberanian “mematahkan” pola lama, dan mengantinya dengan pola baru. Adalah tidak mungkin ingin mendapatkan sesuatu yang baru, tetapi masih dengan cara (pola) pikir lama. Demikian halnya dengan pola kantuk yang pada akhirnya (hasilnya) tidur, maka sebelum kebablasan tidur, maka polanya harus diputus.
Tips - tips ini masih subjektif sifatnya. Artinya masih perlu banyak bukti tentang efektifitasnya. Namun, hemat saya, keberhasilan tip ini sangat tergantung pada sejauh mana Anda benar-benar mau membuang rasa kantuk setiap kali Anda terserang. Semakin kuat keinginan Anda untuk benar-benar mengalahkan kantuk, Anda akan berhasil. Selamat mencoba.

Kamis, 24 November 2011

Tips Agar Pengunjung Betah di Blog Kite......

Berapa lama orang akan menghabiskan waktu di situs kita dan memutuskan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan? Apakah kita ingin agar mereka tidak beranjak? Apakah kita yakin bisa menahan mereka untuk tidak melompat ke situs lain? Jika pertanyaan di atas tersebut seringkali menghantui pikiran, maka ada baiknya untuk menyimak beberapa strategi yang dipaparkan berikut ini. Di bawah ini dijelaskan 10 cara yang 'powerful' agar pengunjung situs betah berlama-lama menjelajahi semua halaman web yang kita sajikan.

  1. Sediakan materi bagi pengunjung yang tidak dapat ditemukan di situs lain. Sediakan content yang benar-benar unik dan spesifik. Pastikan bahwa mereka hanya dapat menemukan apa yang mereka cari di situs kita.

  2. Ingatkan para pengunjung, bahwa mereka bisa mencetak apa yang disajikan. Beritahukan bahwa mereka bisa melakukan hal tersebut sembari terus browsing ke seluruh web page.

  3. Berikan kepada pengunjung bonus apabila mereka mau mendaftar dan memberikan alamatnya. Dan mungkin suatu saat mereka akan kembali lagi untuk membeli produk kita.

  4. Berikan kepada pengunjung free software yang bisa mereka download dengan mudah dari situs. Selama menunggu proses loading, mereka pun masih bisa membaca seluruh halaman yang kita punya.

  5. Sediakan menu pencarian, apalagi jika situs kita sangat komplek dan lengkap. Ini akan membantu pengunjung untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan secara cepat dan tepat.

  6. Kita harus mengusahakan agar waktu akses loading ke situs cukup cepat. Jika tidak, mereka akan meninggalkan apa yang akan ditawarkan. Kecepatan loading adalah hal pokok, mereka tidak mau menunggu terlalu lama hanya untuk itu.

  7. Di awal perkenalan, jelaskan kepada pengunjung apa yang akan ditawarkan dalam situs. Jika orang merasa bingung atau tidak tahu dengan apa yang bisa diberikan, mereka akan dengan segera meninggalkan situs kita dan mencari situs pengganti.

  8. Publikasikan website secara professional. Pengunjung biasanya akan terkesan dengan tampilan yang elegan dan dinamis. Hindari kesalahan penulisan dan gunakan tata bahasa yang benar.

  9. Buatlah tulisan pada produk sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. Sebagian orang tidak senang jika mendapatkan tulisan yang menyakitkan dan menyilaukan mata. Teks jangan terlalu besar, kecil, terang dan silau. Susun teks secara proforsional.

  10. Gunakan headline dan subheadline di semua halaman, itu akan menarik perhatian pengunjung. Tampilan semacam ini merangsang pengunjung untuk menjelajah lebih lama lagi.

The Changcuters

The Changcuters merupakan sebuah grup musik asal Bandung, Indonesia. Grup musik yang dibentuk pada tanggal 19 September 2005 ini beranggotakan Mohammad Tria Ramadhani alias Tria (vokalis), Muhammad Iqbal atau Qibil (backing vocal & gitaris), Arlanda Ghazali Langitan atau Alda (gitaris), Dipa Nandastyra Hasibuan atau Dipa (bassis), dan Erick Nindyoastomo alias Erick (drummer). Album pertamanya adalah Mencoba Sukses (2006) dan diikuti album kedua (repackaged) Mencoba Sukses Kembali dirilis pada tahun 2008. Band ini umumnya bergenre rock. mereka menamai aliran musik mereka a'la kita garasi rock n roll
Berdirinya band ini diprakarsai oleh Dipa, Tria dan Qibil yang teman sekampus. Mereka pun mengajak Alda dan Erick, yang juga teman Qibil main band saat SMU. Nama The Changcuters bukan bermakna jorok atau berasal dari Bahasa Sunda yang berarti pakaian dalam pria. Tapi berasal dari nama seorang sahabat, Cahya, yang popular di mata mereka lantaran lucu.
Nama The Changcuters mulai dikenal sejak membintangi iklan ‘’Flexi’’ dengan jargon ‘’beuuh’’. Sebelum itu, mereka telah merilis album pertama di bulan Agustus 2006 berjudul Mencoba Sukses. Album tersebut lahir dengan bantuan Uki Peterpan, termasuk dalam proses membuat master, proses duplicating kaset dan CD, jadwal studio rekaman dan biaya lainnya. Sayang album ini kurang sukses di pasaran. Lewat bantuan Uki pula The Changcuters bisa menembus Sony BMG. Setelah bergabung dengan Sony BMG, album kedua pun dirilis tahun 2008. Pada tahun yang sama, The Changcuters juga membintangi film berjudul The Tarix Jabrix. Tak hanya membintangi, beberapa soundtrack dalam film ini menggunakan lagu yang ada dalam album kedua mereka.